Pura Dasar Dalem Lempuyang

Rasa syukur kami panjatkan kepada Hyang Widhi yang telah menuntun kami sehingga menemukan Pura ini yang mana tidak banyak orang yang mengetahuinya. Adalah Pura Dasar Dalem Lempuyang yang letaknya di Desa Batugunung, di timur laut kota Amlapura. Pura ini dapat dicapai dari 2 arah yakni dari kota Amlapura melalui jalan jurusan Taman Udjung, dan dari desa tegallinggah, melewati desa Bukit dan Desa Batugunung, Pura ini berada di tengah-tengah desa Batugunung. Diresmikan oleh Gubernur Bali Prof. IB. Mantra di tahun 1983, sekaligus digelar pedudusan agung pada 22 Oktober 1983, dengan demikian pujawali Pura ini jatuh setiap Purnama Kalima.

Sebagaimana tersirat dalam lontar Sulayang Geni, Pura Dasar Dalem Lempuyang merupakan pintu gerbang menuju Pura-Pura Sad Kahyangan di Giri Lempuyang. Adapun fungsi dari Pura ini adalah tempat nuntun kawitan atau mendak leluhur yang kedudukannya sebagai Predana. Dalam ajaran agama Hindu, kita mengenal adanya Utpatti, Sthiti, Pralina (Tri Kona) yang bisa dijabarkan sebagai kelahiran (Utpatti), Hidup/terpelihara (Sthiti) dan kembali ke asal NYA /dilebur (Pralina). Dipercaya bahwa asal manusia tercipta /lahir (Utpatti) atas anugrah dari Ida Hyang Agni Jaya (Ida Bhatara Lingsir di Pura Lempuyang Luhur), hidup (Sthiti) dan suatu saat akan berpulangpun (Pralina). Dari siklus lahir-hidup-mati, disaat lebur/lebar/Pralina semestinya kembali berpulang ke Lempuyang. Seperti halnya arti kata Lempuyang yang terdiri dari kata Lampu Hyang, sudah sepantasnya kita umat Hindu Dharma mengetahui darimana kita berasal dan kemana mestinya kita berpulang dan tak lain adalah kembali ke  Dasar Lempuyang yaitu Pura Dasar Dalem Lempuyang. Intinya, kita harus tau darimana kita berasal dan kemana kita mesti berpulang. Jika kita sudah menemukan lampu dalam hidup kita, niscaya perjalanan kita akan galang/terang seperti makna dari "Lampu-Hyang".  Dengan terbukanya gerbang ini, terbuka pula perjalanan berikutnya menuju Sapta Tirta yang dipercaya sebagai tirta gumi yang terdiri dari Gangga Mretha (Tirta Jaga Satru), Gatta Mretha (Tirta Sudhamala), Soma Mretha (Tirta Manik Bulan), Teja Mretha (Tirta Kamandalu), Irannya Mretha (Tirta Manik Ambengan / Danu Sawang), Jnyana Mretha (Tirta Seliwah/Cunia Mretha) dan Hawa Mretha (Tirta Pingit ring Puncak Lempuyang Luhur). Semoga bermanfaat..



 




Komentar

  1. Suksma taler, dumogi presida antuk

    BalasHapus
  2. Ampura sementon sedikit menyimpang sire uning Semeton Jero ring diriki uning ring pelingihan puncak bangka ring dje Nike magenah '' tiang nunas ping banget antuk idhe sesuunan tiang utawi Semeton tiang induk infonya e sukseme

    BalasHapus
  3. Swastiastu, yening ten iwang nika megenah ring perbatasan antara Gianyar dan Bangli. Daerah payangan turun ke kanan. Drika coba takenang pelinggih/pura Brahma. Wenten bebaturan mewastra bang/barak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pura Dalem Balingkang

Pura Ranu Pane